Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten di
Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur. Kabupaten dengan jumlah
penduduk sekitar 1,2 juta jiwa ini terdiri dari 20 kecamatan dan beribukota di
Kecamatan Tuban. Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis, yakni di
perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional
Daendels di Pantai Utara. Pusat pemerintahan Kabupaten Tuban terletak 101 km
sebelah barat laut Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur dan 215 km sebelah
timur Semarang, ibu kota provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada zaman
dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah
satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.
Dalam kepercayaan masyarakat Indonesia khususnya Jawa. nama mengandung makna dan merupakan suatu hal yang bersifat Sakral. Itu sebabnya nama Raja atau para Ningrat dibedakan dengan nama rakyatnya, dan bagi masyarakat, nama kecil pun berbeda dengan nama sesudah kawin/menikah. Berikut beberapa nama yang berhubungan dengan nama Tuban yang digolongkan berdasarkan :
1. Legenda
Dalam legenda, mengenai asal usul nama Tuban, ada nama tempat yang sangat mendominasi dengan terbentuknya wilayah yang disebut Tuban. nama tempatnya adalah "BektiHarjo".
Berawal dari sebuah petunjuk yang diterima oleh Raden Aryo Dandang Wacono, yaitu membuka sebuah hutan bambu untuk dijadikan sebagai pemukiman baru, pada waktu melaksanakan pembukaan hutan itulah terjadi sesuatu yang tidak pernah disangka - sangka sebelumnya, yaitu keluarnya sumber mata air dari dalam tanah di area pemukiman baru tersebut. Dari peristiwa itulah akhirnya Raden Aryo Dandang Wacono terinspirasi untuk menamakan tempat barunya itu dengan nama "TUBAN" yang berasal dari penggalan kata "meTU BANyune" (keluar airnya). Adapun Hutan bambu yang dijadikan sebagai pemukiman baru disebut sebagai "Papringan" (sekarang wilayah Desa Prunggahan Wetan).
Ngestuake Kewajiaban
Menurut kebiasaan sehari - hari masyarakat Tuban, rata - rata mudah diarahkan kedalam hal - hal yang bersifat membangun. Sifat demikian dalam bahasa jawa dikatakan sebagai "Nges-TU ake Kewaji-BAN".
2. Berdasarkan ETimologi
Dalam bahasa jawa kawi, Tuban berarti "JERAM", sedangkan jeram itu sendiri adalah air terjun. Jika dikaji dari sini, di wilayah Tuban memang banyak terdapat air terjun diantaranya yang ada di Wilayah Kecamatan Singgahan (air terjun Nglirip) dan di Kecamatan Semanding (air terjun Banyu Langse).
Data dari Arkeologi
Di Ngerong kecamatan Rengel, terdapat Arca Mahatula yang menjadi ciri jaman kerajaan Singasari. disamping itu juga ditemukan Prasasti Malengga dan Banjaran yang berangka tahun Tarikh 1052 M.
Pada awal berdirinya, Tuban bukanlah sebuah kota Kabupaten/Kadipaten, sebagai wilayah perdikan (wilayah yang bebas pajak/upeti), dari pemerintah setempat pada waktu itu, Tuban hanyalah sebagai jalur lintas yang kekuasaannya sebatas "PAKUWON" (kecamatan) yang pada waktu itu dijabat oleh Dandang Wacono sebagai Kepala pemerintahannya. Seiring dengan perkembangan jaman, lama kelamaan wilayah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi pintu masuk pertama jalur perdagangan sebelum melanjutkan ke Gresik dan Ampel Denta (Surabaya).
Setelah Mengalami beberapa masa peralihan, akhirnya Tuban diresmikan sebagai Kadipaten/Kabupaten pada tanggal 12 November 1293 dan Ronggolawe diangkat sebagai Bupati Pertama seiring dengan berdirinya Kerajaan Majapahit pada awal Abad ke-14, yang dipimpin oleh "Kertarajasa Jayawardana" atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya
Dalam kepercayaan masyarakat Indonesia khususnya Jawa. nama mengandung makna dan merupakan suatu hal yang bersifat Sakral. Itu sebabnya nama Raja atau para Ningrat dibedakan dengan nama rakyatnya, dan bagi masyarakat, nama kecil pun berbeda dengan nama sesudah kawin/menikah. Berikut beberapa nama yang berhubungan dengan nama Tuban yang digolongkan berdasarkan :
1. Legenda
Dalam legenda, mengenai asal usul nama Tuban, ada nama tempat yang sangat mendominasi dengan terbentuknya wilayah yang disebut Tuban. nama tempatnya adalah "BektiHarjo".
Berawal dari sebuah petunjuk yang diterima oleh Raden Aryo Dandang Wacono, yaitu membuka sebuah hutan bambu untuk dijadikan sebagai pemukiman baru, pada waktu melaksanakan pembukaan hutan itulah terjadi sesuatu yang tidak pernah disangka - sangka sebelumnya, yaitu keluarnya sumber mata air dari dalam tanah di area pemukiman baru tersebut. Dari peristiwa itulah akhirnya Raden Aryo Dandang Wacono terinspirasi untuk menamakan tempat barunya itu dengan nama "TUBAN" yang berasal dari penggalan kata "meTU BANyune" (keluar airnya). Adapun Hutan bambu yang dijadikan sebagai pemukiman baru disebut sebagai "Papringan" (sekarang wilayah Desa Prunggahan Wetan).
Ngestuake Kewajiaban
Menurut kebiasaan sehari - hari masyarakat Tuban, rata - rata mudah diarahkan kedalam hal - hal yang bersifat membangun. Sifat demikian dalam bahasa jawa dikatakan sebagai "Nges-TU ake Kewaji-BAN".
2. Berdasarkan ETimologi
Dalam bahasa jawa kawi, Tuban berarti "JERAM", sedangkan jeram itu sendiri adalah air terjun. Jika dikaji dari sini, di wilayah Tuban memang banyak terdapat air terjun diantaranya yang ada di Wilayah Kecamatan Singgahan (air terjun Nglirip) dan di Kecamatan Semanding (air terjun Banyu Langse).
Data dari Arkeologi
Di Ngerong kecamatan Rengel, terdapat Arca Mahatula yang menjadi ciri jaman kerajaan Singasari. disamping itu juga ditemukan Prasasti Malengga dan Banjaran yang berangka tahun Tarikh 1052 M.
Pada awal berdirinya, Tuban bukanlah sebuah kota Kabupaten/Kadipaten, sebagai wilayah perdikan (wilayah yang bebas pajak/upeti), dari pemerintah setempat pada waktu itu, Tuban hanyalah sebagai jalur lintas yang kekuasaannya sebatas "PAKUWON" (kecamatan) yang pada waktu itu dijabat oleh Dandang Wacono sebagai Kepala pemerintahannya. Seiring dengan perkembangan jaman, lama kelamaan wilayah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi pintu masuk pertama jalur perdagangan sebelum melanjutkan ke Gresik dan Ampel Denta (Surabaya).
Setelah Mengalami beberapa masa peralihan, akhirnya Tuban diresmikan sebagai Kadipaten/Kabupaten pada tanggal 12 November 1293 dan Ronggolawe diangkat sebagai Bupati Pertama seiring dengan berdirinya Kerajaan Majapahit pada awal Abad ke-14, yang dipimpin oleh "Kertarajasa Jayawardana" atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya